Lost Media: Sebuah Gambaran Umum dan Hal — Hal yang Perlu Kamu Ketahui
Internet merupakan sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer diseluruh dunia. Namun, ada saat dimana kami beberapa kali mencari — cari tentang suatu kejadian, fenomenal ataupun cukup diketahui beberapa masyarakat, tapi jarang ada kejelasannya atau malah di internet tidak ditemukan. Contohnya seperti dokumentasi asli dari meme seorang komedian Indonesia yang mengarahkan pistol ke arah atas memakai kacamata hitam. Namun, nihil hasilnya. Hanya ada satu cuplikan, beberapa detik, dan tidak orisinil. Pernah terpikirkan? Wajar kah kejadian – kejadian lain yang patut dipertanyakan ini tidak menemukan titik terangnya?
Disitulah kita tetiba dihadapi dengan pertanyaan, ‘sebenarnya kemana dokumentasi aslinya?’
Hal ini disebut dengan Lost Media. Lost Media merupakan istilah umum untuk media yang sempat beredar, tidak pernah beredar secara luas, hilang atau dihilangkan, tidak jelas keberadaannya, serta tidak lagi tersedia untuk konsumsi masyarakat umum.
Dari Lost Media, ternyata banyak mencakup hal – hal yang mungkin kita tahu atau pernah dengar, tetapi tidak mengerti sebenarnya apakah itu lost media atau bukan. Pertama – tama, kami cermati terlebih dahulu informasi dari Wikipedia, dan kami sangat tertarik dengan beberapa sub – bab dari lost media tersebut. Ada lost media berupa lost artworks, lost television broadcast, lost literary works, sampai lost film.
Seperti kejadian di tahun 2006, film terkenal garapan Rudi Soedjarwo, Pocong 1. Saat itu, film tersebut cukup booming karena gagal tayang, apalagi saat Pocong 2 keluar tanpa ada film pendahulunya. Film ini tidak diloloskan untuk beredar oleh Lembaga Sensor Film (LSF) dikarenakan alasan politik sehingga film garapannya yang digadang — gadang merupakan versi reinkarnasi dari Pocong 1, yaitu Pocong The Origin (2019), menghilangkan dua poin. Kisah kerusuhan 1998 dan juga kekerasan brutal yang divisualisasi melalui film pertamanya. Sayang sekali ya, padahal di tahun itu, tepatnya 2006 di tahun yang sama seperti rilisnya Pocong 2, Verdi Solaiman selaku anggota tim promosi (cmiiw), telah melakukan promosi yang cukup menarik dan membuat khalayak penasaran! Tetapi di Pocong 2, promosinya juga sama gencar dan bagusnya, kok. Great one! (baca selengkapnya)
Contoh dari lost television broadcast yang cukup terkenal di dunia adalah video kematian Steve Irwin yang tertusuk duri ikan pari saat sedang menyelam di Queensland 2006 silam. Steve Irwin merupakan pembawa acara TV yang terkenal asal Australia, The Crocodile Hunter. Video kematian Steve Irwin sengaja dimusnahkan hingga tak tersisa satupun, kecuali yang asli. Video orisinil tersebut diberikan kepada istrinya, Terri Irwin.
Yang menarik bagi kami, adalah lost artworks. Karya seni yang hilang entah dicuri atau karena hal lain, tidak sengaja hancur, sengaja dihancurkan, serta tidak tahu dimana keberadaannya. Salah satu kejadian terkenalnya adalah perampokan karya di Museum Van Gogh pada Desember 2002. Yaitu hilangnya dua lukisan Van Gogh. Lukisan pertama adalah karyanya yang berjudul View of The Sea at Scheveningen serta yang kedua, Congregation Leaving the Reformed Church in Nuenen. Kejadian tersebut masuk dalam Top Ten Art Crimes oleh FBI (baca selengkapnya). Ada pula beberapa karya seni yang hancur karena sebuah kecelakaan. Seperti kejadian 9/11 yang menghancurkan World Trade Center. Kejadian tersebut menghilangkan banyak sekali karya seni. Beberapa dibuat kembali, beberapa dibiarkan hancur dan hilang dikarenakan efek dari serangan yang terjadi. (baca selengkapnya)
Kami juga sempat membaca sejarah soal tragedi kebakaran Perpustakaan Alexandria. Perpustakaan yang berada di Mesir itu digadang — gadang merupakan perpustakaan penyumbang terbesar manuskrip ilmu pengetahuan di dunia, dan bisa dikatakan merupakan perpustakaan terbesar hingga kini. Perpustakan megah tersebut dibakar dan menghilangkan ratusan atau mungkin jutaan manuskrip zaman itu. Masih simpang siur siapa dalang dari terbakarnya Perpustakaan Alexandria, namun ada versi yang mengatakan bahwa Perpustakaan Alexandria hancur diduga karena pembakaran yang dilakukan oleh Julius Caesar saat ia melakukan pendudukan di kota Alexandria pada tahun 48 SM. Kalian bisa lihat ilustrasi menarik soal Perpustakaan Alexandria disini.
Di Indonesia sendiri, ada beberapa lost media yang termasuk lost literary works. Tak sedikit dari mereka yang merupakan dokumen penting negara. Naskah otentik Supersemar misalnya, yang diketahui sampai detik ini tidak ditemukan naskah otentiknya, walaupun memiliki tiga versi. Yang kedua, dokumen laporan Tim Pencari Fakta (TFP) Munir. Entah bagaimana dokumen sepenting itu bisa hilang, mungkin terselip, hehe. Dan, sadar atau tidak sadar, kita sebenarnya tidak memiliki notulensi rapat BPUPKI dan PPKI yang asli juga, lho. Mungkin sama halnya dengan dokumen milik TFP Munir. Naskah Proklamasi pun juga sempat hilang, namun berhasil diamankan. Hal seperti ini bisa menjadi fatal karena sejarah bisa tidak jelas aslinya bagaimana, bias dan kabur.
Seram dan janggal rasanya mengingat kini kita berada di era serba digital dan serba maju, apalagi media sekarang terlihat minim privasi dan mudah diakses, kapan saja dan dimana saja. Lost media, merupakan pengecualian yang sangat menarik untuk diulik.
Selamat mencari tahu!